Travello Papandayan
Sekedar mencurahkan kenangan, pengalaman, kejadian, peristiwa berbagai hal saat di puncak gunung...
Adoy
Persiapan
8 Botol minum 1,5 liter tertata rapih dibagi di beberapa tas, tiap-tiap tas terdapat barang2 yang sudah dikemas rapih. Teng, jam tertera 08 pagi...kumpulan orang berbaju jaket dengan perlengkapan yang tertata rapih mulai berangkat. Ada 6 anak Adam dengan gagahnya menuju perjalanan yang dianggap biasa.
Pendakian
Kala itu di permukaan jalan...pasir seperti bergoyang, menandakan panas terik yang sangat. Rintihan nafas mulai terdengar menggebu tak menentu...tapi saat itu sadar bahwa ini adalah langkah. Yang mana tiap langkah begitu berarti dan hufft...berhenti sejenak membuat malas menjadi dan letih saja. Keluarlah botol dengan air yang seakan berkata " hai masukan aku pada tenggorokanmu ", aahhh raga memberi sinyal kenikmatan sesaat. Tiktok terlihat di pergelangan tangan jarum jam, memaksa diri untuk berdiri dan melangkah kembali...angin berhembus pelan tapi pasti, melewati jaringan kulit yang basah. Terasa sejuk dan nikmat berlapis, sekumpulan debu menyerang dengan menabrak diri terutama mata seakan ingin mengusik pemandangan indah di depan.
Cobe
Bagong
Keberhasilan tidak selamanya menyenangkan mungkin ini bisa ya bisa tidak, setelah sampai di tempat, 6 anak Adam memulai mempersiapkan tenda untuk bermalam dengan makan malam. Obrolan canda tawa terlepas dengan kaki masih berdenyut pegal. Malam tiba kami mulai menyalakan api unggun, syarat kemah seperti yang lain. Saat api menyala semua tersenyum dengan kehangatan baru dan momen menyenangkan bertambah...SSstttt ada penyusup tiba perlahan sembunyi di balik kegelapan, terdengar dari seberang sana. Oiiii awas!!! ada babi!!!...seketika lampu hp dari 6 anak Adam menyala dan mengarah ke pohon hutan yang gelap. Badan gendut, kaki empat, hidung ciri khas, mulai menampak-kan diri. Tak hanya satu mungkin 5 atau bahkan sama seperti kami 6 datang tanpa malu dan mulai berkeliling di sekitaran perkemahan kami.
Foto sebagai pemanis...
Seorang paruh baya yang berdagang di warung sedang menyalakan api unggun yang menurut kami sangat istimewa. Karena kumpulnya kami di sana tak hanya disuguhkan api unggun tetapi ditawari berbagai makanan bahkan gorengan bala-gehu. Selang waktu berjalan...Si Mang mulai cerita dan memberikan saran. Gunung ini jika banyak babi berkeliaran aman menurutnya...jika sepi menurut Si Mang maka yang datang adalah mahluk berkuku, warna bulu hitam dan besar yang akan datang, yaitu Macan kumbang (Jaguar).
Cengpapuy
Tenda
Hal unik terjadi disaat kami terlalaikan dengan obrolan, ada babi yang hampir masuk ke tenda yang memang kebetulan lupa ditutup, untung kami menyadari dan dapat mengusir. Semakin malam angin makin menjadi dengan suhu yang sangat dingin sekali, terlihat tenda pun berair mengembun. Air yang kami bawa hampir membeku dan sangat dingin...jaket yang di bawa 4 rangkapun tak mampu menahan rasa dingin saat itu, benar-benar dingin.
Jalu
Api Unggun
Tak ada yang lebih menyenangkan jika dingin dibarengi kehangatan api unggun di malam hari. Dingin membuat 6 anak Adam keluar untuk mencari kayu bakar sebagai persediaan untuk berjaga saat malam. Bisa dibilang semua tak ada yang berdiam di tenda, keluar untuk menghangatkan diri di depan api unggun. Bahkan ada yang berujar, jika saja tidak dingin seperti ini maka tenda akan penuh oleh 6 anak Adam ini tetapi faktanya tidak demikian. Semua di luar yaitu di depan api unggun bahkan sampai pagi.
Inilah sebagian besar yang dapat terekam digital, walau tak sepenuhnya tetapi mewakili perjalanan kami...
Celoteh asal dan gak jelas corat-coret Cobe, ada yang mau nambahin anak Adam?....hehe....Sekian terima kasih........
Post Comment
No comments